Kelebihan Kekurangan Investasi Emas

Jika mendengar kata "EMAS" apa yang pertama kali terlintas dalam benak Anda? Jawaban yang muncul dapat berbeda-beda, namun kebanyakan dari kita umumnya tidak ragu untuk mengatakan bahwa emas adalah sebuah investasi yang aman dan sangat menjanjikan. Tidak pernah ada istilah rugi untuk ber-investasi di emas. Namun, benarkah demikian? Faktanya daya beli emas cenderung tetap, alias tidak berubah dari waktu ke waktu. Emas pun juga tidak memiliki kemampuan meningkatkan kekayaan yang kita miliki. Agar lebih jelas, berikut ulasan beberapa kelebihan kekurangan investasi emas yang ada baiknya Anda ketahui.

.: 3 Kekurangan Investasi Emas yang Sering Tidak Sadari


1. Emas Tidak Membuat Pemiliknya Bertambah Kaya


Kekurangan investasi emas yang pertama, emas sejatinya berfungsi sebagai alat lindung kekayaan, bukan untuk meningkatkan nilai kekayaan. Ketika harga-harga secara umum naik, harga emas (cenderung) akan naik mengikuti. Bila emas disimpan dalam jumlah yang sama selama kurun waktu tertentu, maka daya beli yang dimilikinya akan cenderung tetap / tidak bertambah.

Harga Kambing Vs Emas
  • Harga 1 ekor kambing dewasa pada tahun 2000 adalah sekitar Rp. 250.000,- 1 Dinar emas di tahun 2000 sekitar Rp. 270.000 ,-
  • Harga 1 ekor kambing dewasa sekarang di tahun 2013 adalah sekitar Rp. 1.500.000,- 1 Dinar emas hari ini (9 Agustus 2013) adalah sekitar Rp. 1.800.000 ,-
  • Jika 1 Dinar emas pada tahun 2000 bisa digunakan untuk membeli 1 ekor kambing dewasa, ternyata setelah kurang lebih 13 tahun, 1 Dinar emas tetap hanya bisa digunakan untuk membeli 1 ekor kambing dewasa. Tidak ada perubahan yang mencolok terhadap daya beli 1 Dinar emas tersebut.
Catatan : 1 Dinar emas kurang lebih setara dengan 4,25 gram emas.

2. Harga Emas Juga Bisa Anjlok Tajam


Kekurangan investasi emas yang kedua, sama seperti semua jenis logam lainnya, harga emas memang cenderung naik dalam jangka panjang. Tapi tetap perlu diingat, bahwa harga emas pun juga riskan mengalami fluktuasi alias naik turun seperti yang tercermin dalam perjalanan harga emas antara tahun 2004 hingga 2013 :
  • Harga emas dunia pada awal tahun 2004 adalah sekitar US$ 13 per gram nya.
  • Pada bulan Agustus 2012, harga emas dunia mencetak rekornya dengan menembus US$ 60 per gram nya.
  • Saat ini, tahun 2013, harga emas dunia sudah menukik tajam dan bahkan sempat menyentuh angka di bawah US$ 40 per gram nya. Penurunan harga emas antara tahun 2012 hingga 2013 ini adalah yang terburuk dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

3. Emas Tidak Bisa Menghasilkan Pendapatan Rutin


Kekurangan investasi emas yang ketiga, meskipun emas tidak membutuhkan biaya perawatan yang tinggi, tetapi emas juga tidak bisa diharapkan untuk memberikan pendapatan secara rutin kepada pemiliknya. Sangat berbeda dari properti yang masih bisa disewakan atau pembagian dari keuntungan saham yang hasilnya memungkinkan diperoleh secara berkala, emas hanya dapat dinikmati hasilnya pada saat dijual kembali.

.: 2 Kelebihan Investasi Emas Sebenarnya


Terlepas dari segala macam kekurangan yang dimilikinya, sifat emas yang terbukti likuid dan kemampuannya menjadi alat lindung kekayaan, merupakan alasan tersendiri mengapa emas tetap layak untuk dimiliki.

1. Emas Bersifat Likuid


Likuid di sini bukan berarti basah karena mengandung cairan, melainkan dapat diperjualbelikan atau diuangkan secara mudah dan cepat kapanpun diperlukan. Hal ini disebabkan emas memiliki nilai intrinsik yang tetap dan terstandar, sehingga nilainya diakui secara global.

2. Emas adalah Alat Lindung Kekayaan Terbaik


Krisis ekonomi yang melanda banyak negara belakangan tidak ubahnya bom waktu yang siap meledak kapan saja manakala mencapai titik puncaknya. Banyak yang meramalkan bahwa kejatuhan ekonomi global sudah berada di ambang mata, meskipun waktu kejadiannya tidak dapat diperkirakan secara pasti.

Saat krismon melanda Asia dan Indonesia pada tahun 1997/1998, nilai Rupiah sempat tersungkur hingga menembus Rp. 17.000,- per Dollar AS pada 17 Juni 1998. Hanya dalam kurun waktu setahun, perubahan drastis terjadi. Prestasi ekonomi bangsa kita yang susah payah dibangun lebih dari dua puluh tahun, seakan menguap begitu saja.

Krisis ekonomi waktu itu tak ayal menyebabkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) terjadi di mana-mana. Akibat gelombang PHK besar-besaran yang sangat marak dan naiknya harga-harga terlalu cepat, mengakibatkan jumlah penduduk Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan pun ikut meningkat tajam karenanya.

Krisis ekonomi 1997/1998 telah tercatat sebagai salah satu periode paling suram dalam sejarah perekonomian bangsa Indonesia. Krisis tersebut sekaligus menunjukkan sebuah pelajaran yang sangat berharga, bahwa uang Rupiah terbukti rentan dan tak berdaya saat harus dihadapkan pada situasi ekonomi pelik.

Pada saat artikel ini ditulis (Agustus 2013), hutang luar negeri Indonesia telah mencapai angka Rp. 2.036 triliun dan membuat bangsa kita semakin mendekati titik kebangkrutannya. Setidaknya ada 5 tanda-tanda kenapa Indonesia rawan berada di ambang bangkrut menurut Uchok Sky Khadafi, direktur investigasi dan Advokasi FITRA (Forum Indonesia Untuk Trasparasi Anggaran):
  • Utang pemerintah kian hari kian menumpuk.
  • Banyak aset negara atau tanah beserta SDA (Sumber Daya Alam) lainnya sudah dikuasai oleh pihak swasta bahkan luar negeri.
  • Cadangan devisa negara kian hari semakin tergerus. Pada akhir bulan Desember 2012 masih ada sekitar 112.8 miliar Dollar AS, namun pada akhir bulan Juni 2013 telah merosot tajam menjadi 98.1 miliar Dollar AS.
  • Pemerintah terbukti tidak mampu menstabilkan harga bahan pokok, setidaknya hal ini tercermin selama bulan Ramadhan tahun 2013.
  • Pemerintah sudah mulai kewalahan membayar gaji para aparat negara. Belum lagi alokasi dana bagi para pensiunan PNS yang jumlah nya jelas tidak sedikit.

Kondisi yang umum disebut sebagai inflasi ini sudah lama kita alami, sebut saja ketika era presiden Soeharto BBM premium paling mahal di tahun 1991 adalah Rp. 550,- kemudian saat ini di era pemerintahan SBY (Agustus 2013) harga BBM premium telah jauh melesat menjadi Rp. 6.500,-. Tidaklah mengherankan jika dalam waktu 10 tahun ke depan, uang Rp. 50.000,- (Lima Puluh Ribu Rupiah) mungkin tidak akan lagi cukup untuk membeli 1/4 kg telur yang saat ini dapat ditebus dengan Rp. 5.000,- (Lima Ribu Rupiah).

Seandainya Indonesia suatu saat benar-benar mengalami kebangkrutan atau minimal berada di bawah tekanan ekonomi hebat akibat hutang (mari berdoa agar tidak terjadi), Rupiah pun akan mulai kehilangan nilai dengan sendirinya. Saat harga-harga secara umum naik terus menerus, maka pada saat yang bersamaan nilai uang yang kita miliki akan berkurang daya belinya.

Berbeda dari Rupiah atau mata uang lainnya, emas relatif memiliki daya beli yang terhitung stabil. Ketika krisis ekonomi mengguncang dan menyebabkan harga-harga umum di pasar menjulang, harga emas pada saat itu (seharusnya) juga akan naik mengimbangi inflasi yang terjadi. Di sinilah kelebihan investasi emas (memiliki emas) terlihat jelas peranannya, yaitu sebagai alat lindung kekayaan.

.: Rencana Keuangan Selain Emas


Selalu prioritaskan rencana keuangan Anda kepada aset-aset yang mampu memberi pendapatan secara rutin. Menempatkan uang di bidang yang dapat bertumbuh adalah keputusan yang lebih bijak jika dibandingkan bidang yang nilainya relatif tetap, seperti emas. Karena emas lebih bersifat sebagai alat lindung kekayaan dalam jangka panjang ketimbang investasi, pertimbangkan untuk tidak menempatkan emas lebih dari 30% rencana keuangan Anda. Semoga bermanfaat.

0 Response to "Kelebihan Kekurangan Investasi Emas"

Post a Comment